Mengerikan! ANBK di Kuburan: Kehidupan Pendidikan Flores Timur di Era Digital

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kondisi Pendidikan di Desa Lamawohong: Ujian Nasional Berlangsung di Pekuburan

Di balik program Future School yang digagas oleh pemerintah setempat, tersembunyi kisah memilukan mengenai kondisi pendidikan di pelosok Flores Timur. Di Desa Lamawohong, tepatnya di Sekolah Dasar Katolik (SDK) Lamawohong, pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) justru berlangsung di tempat yang tidak biasa, yaitu di sebuah Tempat Pemakaman Umum (TPU). Ini menjadi ironi besar di tengah semangat revolusi digital yang digaungkan.

Kepala SDK Lamawohong, David Laben Tukan, mengungkapkan bahwa sejak tiga tahun terakhir, ANBK di sekolahnya tidak bisa dilakukan di ruang kelas seperti sekolah lainnya. Alasannya sederhana namun menyedihkan: tidak ada akses internet. Satu-satunya lokasi di sekitar sekolah yang memiliki sinyal internet adalah pekuburan desa. Maka, tanpa banyak pilihan, pekuburan itulah yang digunakan.

Namun, bagi masyarakat Lamaholot, pekuburan bukanlah sekadar tempat peristirahatan terakhir. Itu adalah ruang sakral yang tidak bisa dimasuki begitu saja. Sebelum pelaksanaan ANBK, David dan para guru menggelar ritual adat untuk meminta izin kepada arwah leluhur. Tujuannya agar para siswa terhindar dari gangguan supranatural selama ujian berlangsung.

"Kami harus menghormati arwah. Ini budaya kami," ujar David Tukan dalam wawancara dengan media.

Bayangkan anak-anak sekolah dasar dalam seragam, dengan laptop di tangan mereka duduk di bawah pohon rindang di antara batu nisan, menatap layar sambil menjawab soal. Di saat yang sama, Indonesia mengusung jargon “transformasi digital pendidikan” yang megah di atas panggung nasional. Kontras yang menyayat hati.

Kondisi ini sudah lama diketahui pihak pengawas pendidikan setempat. Dalam diskusi, pihak sekolah sempat disarankan untuk melaksanakan ANBK di sekolah tetangga. Namun, harapan itu sirna seketika. Sekolah-sekolah tetangga seperti SDK Kalelu dan SDI Lamaole juga mengalami nasib serupa yakni tidak ada jaringan internet.

Akhirnya, satu-satunya opsi yang ditawarkan adalah melaksanakan ANBK di SDI Nusadani, yang letaknya cukup jauh. Ini tentu menimbulkan persoalan baru. Transportasi menjadi tantangan besar. "Kami harus pikirkan keselamatan anak-anak juga. Biaya, waktu, dan tenaga menjadi beban tambahan," ujar David.

Pemerintah Flores Timur memang telah mencanangkan program Future School dengan pendekatan berbasis teknologi dan masa depan. Namun, kisah SDK Lamawohong menunjukkan bahwa tanpa infrastruktur dasar seperti akses internet yang memadai, semua wacana besar itu hanya menjadi slogan kosong bagi sekolah-sekolah pelosok.

Kondisi ini tidak hanya mengganggu pelaksanaan asesmen nasional, tetapi juga menghambat proses administrasi sekolah sehari-hari. Segala hal, dari pelaporan hingga komunikasi resmi, menjadi terbatas dan menyulitkan.

Pendidikan yang seharusnya menjadi hak dasar setiap anak, berubah menjadi perjuangan yang melelahkan. David Tukan dan tim pendidik di SDK Lamawohong tidak tinggal diam. Mereka terus berupaya menjaga semangat anak-anak agar tetap belajar, tetap berani bermimpi, meski ujian harus dihadapi di antara nisan.

Mereka berharap, suara mereka tak hanya menjadi berita sesaat, tapi menggugah hati para pemangku kebijakan. Kepada pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), David menitipkan harapan besar. Ia ingin agar ketimpangan digital di daerah tertinggal seperti Lamawohong bisa segera dijembatani. Sebab bagi mereka, internet bukan soal gaya hidup, tapi tentang akses terhadap masa depan.

Di balik kisah mistis ANBK di pekuburan, tersembunyi jeritan minta tolong dari anak-anak negeri yang tak pernah lelah berjuang demi masa depan yang lebih cerah. Sudah saatnya suara mereka didengar, dan perubahan nyata dimulai.