Kunci Jawaban Tugas Mandiri PPG Kemenag 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kunci Jawaban Tugas Mandiri PPG Kemenag 2025

Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kementerian Agama 2025: Fase Penting Modul 3 Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kementerian Agama (Kemenag) 2025 kini memasuki fase penting dengan dimulainya pembelajaran Modul 3: Pengembangan Perangkat Pembelajaran (PPP). Modul ini menjadi penutup rangkaian pembelajaran daring yang wajib diikuti seluruh peserta, termasuk guru bidang studi keagamaan, guru kelas MI, guru kelas RA, hingga guru Bahasa Arab. Pembelajaran mandiri untuk Modul 3 PPP PPG Kemenag 2025 dijadwalkan berlangsung pada 24 September–3 Oktober 2025.

Berbeda dengan Modul 1 (Profesional) dan Modul 2 (Pedagogik) yang menekankan teori dan refleksi kompetensi, Modul 3 fokus pada praktik penyusunan perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Tujuan utamanya adalah membekali guru dengan keterampilan menyusun perangkat pembelajaran yang adaptif, kontekstual, dan berorientasi pada peningkatan kualitas proses belajar-mengajar di madrasah dan sekolah.

Melalui modul ini, peserta diarahkan untuk mengembangkan komponen perangkat ajar mulai dari analisis capaian pembelajaran (CP), perumusan tujuan pembelajaran (TP), hingga penyusunan modul proyek berbasis nilai-nilai keislaman dan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin (PPRA). Tidak memiliki pretest, peserta langsung diarahkan untuk belajar mandiri melalui Learning Management System (LMS) dan menyelesaikan tiga jenis tugas: Tugas Mandiri, Tugas Refleksi, dan Tugas Akhir Modul (TAM).

Modul ini mencakup 8 topik utama:

  • Analisis Capaian Pembelajaran (CP) dan Pengembangan Tujuan Pembelajaran (TP)
  • Pengembangan Materi Pembelajaran
  • Pengembangan Pendekatan, Metode, dan Strategi Pembelajaran
  • Pengembangan Alat Peraga, Media, dan Teknologi Pembelajaran
  • Pengembangan Asesmen Pembelajaran
  • Pengembangan Evaluasi Pembelajaran
  • Penyusunan Modul Ajar
  • Modul Proyek P5/PPRA

Setiap topik dilengkapi materi, video pembelajaran, dan forum diskusi untuk membantu guru merefleksikan praktik mengajar secara kritis dan kreatif.

Tugas Mandiri dalam Modul 3 PPP

Melalui tugas mandiri Modul 3 PPP, peserta dapat mengaplikasikan teori ke perangkat ajar nyata seperti RPP, modul ajar, media pembelajaran, serta asesmen yang relevan. Refleksi kritis terhadap pendekatan yang digunakan membantu guru semakin profesional, spiritual, dan transformatif sesuai tujuan PPG Kemenag.

Contoh tugas mandiri Modul 3 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1-8 PPG Kemenag 2025 meliputi:

  1. Membuat peta konsep atau gagasan apa saja yang ditemukan dari Topik 1 sampai Topik 8. Sebutkan kurang lebih 5 gagasan dan mohon dijelaskan dalam satu dua alinea.
  2. Menjelaskan materi/konsep apa saja dalam topik tersebut yang menimbulkan miskonsepsi/salah mengerti dari Topik 1 sampai Topik 8.

Gagasan dalam Topik 1: Analisis Capaian Pembelajaran dan Pengembangan Tujuan Pembelajaran

Gagasan dalam topik ini meliputi pemetaan CP PAI berdasarkan fase dan kelas untuk mengidentifikasi keterkaitan antar konten dan kompetensi; analisis kedalaman dan keluasan CP PAI untuk memastikan tujuan pembelajaran yang realistis dan menantang; perumusan tujuan pembelajaran yang operasional, konkret, dan terukur (SMART) dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal; penyusunan alur tujuan pembelajaran (ATP) yang sistematis dan progresif, mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan konteks madrasah; serta pengembangan indikator keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang relevan dengan asesmen yang akan digunakan.

Miskonsepsi dalam Topik 1

Salah satu miskonsepsi yang umum adalah pemahaman yang dangkal terhadap kedalaman dan keluasan Capaian Pembelajaran (CP). Guru terkadang hanya melihat CP sebagai daftar materi yang harus diajarkan, tanpa memahami secara utuh kompetensi yang diharapkan tercapai pada setiap fase. Akibatnya, tujuan pembelajaran yang dirumuskan bisa jadi terlalu fokus pada transfer pengetahuan faktual dan kurang memperhatikan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau internalisasi nilai.

Miskonsepsi lain adalah menganggap tujuan pembelajaran sebagai tujuan materi, padahal seharusnya tujuan pembelajaran berorientasi pada perubahan perilaku atau kemampuan peserta didik setelah proses pembelajaran.

Topik 2: Pengembangan Materi Pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran PAI dapat mencakup penyusunan materi yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, menghubungkan ajaran Islam dengan isu-isu kontemporer; integrasi sumber belajar yang beragam, seperti Al-Qur'an, Hadis, kitab-kitab klasik, media interaktif, dan sumber digital terpercaya; penyajian materi yang menarik dan interaktif, mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan mengemukakan pendapat, pengembangan materi yang mengakomodasi keberagaman peserta didik dengan menyediakan diferensiasi dalam konten, proses, dan produk; serta penguatan materi tentang toleransi, moderasi beragama, dan pencegahan radikalisme sesuai dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil 'alamin.

Miskonsepsi dalam Topik 2

Penyederhanaan materi yang berlebihan seringkali menimbulkan miskonsepsi. Misalnya, dalam materi tentang takdir, penyederhanaan yang tidak tepat dapat memunculkan pemahaman fatalistik yang keliru, menghilangkan aspek ikhtiar dan tanggung jawab manusia. Selain itu, kurangnya integrasi konteks kekinian dalam materi PAI dapat membuat peserta didik menganggap ajaran Islam sebagai sesuatu yang kaku dan tidak relevan dengan kehidupan mereka.

Topik 3: Pengembangan Pendekatan, Metode, dan Strategi Pembelajaran

Dalam pengembangan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran PAI, dapat dipertimbangkan pendekatan saintifik dengan penekanan pada observasi, pertanyaan, eksperimen, asosiasi, dan komunikasi dalam memahami ajaran Islam. Penerapan metode pembelajaran aktif seperti diskusi kelompok, studi kasus, role-playing, debat, dan proyek untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik; penggunaan strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning) yang memfasilitasi pembelajaran mandiri dan kolaboratif; pengintegrasian strategi pembelajaran yang mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi dalam konteks nilai-nilai Islam serta pemanfaatan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) atau proyek (project-based learning) untuk mengaplikasikan pemahaman agama dalam menyelesaikan masalah nyata.

Miskonsepsi dalam Topik 3

Seringkali terjadi miskonsepsi dalam memahami perbedaan mendasar antara pendekatan, metode, dan strategi. Pendekatan yang seharusnya menjadi payung filosofis seringkali tertukar dengan metode yang merupakan langkah-langkah konkret pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, anggapan bahwa satu metode pembelajaran lebih unggul dari yang lain juga merupakan miskonsepsi. Padahal, efektivitas metode sangat bergantung pada tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan materi yang diajarkan.