
Siswa SDN 07 Pulogebang Mengeluh Usai Konsumsi Makan Bergizi Gratis
Beberapa siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, mengalami muntah setelah mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu (24/9/2024). Informasi ini langsung ditindaklanjuti oleh Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur, M Fahmi, menyampaikan bahwa jumlah siswa yang mengalami muntah bukanlah tujuh orang, melainkan enam siswa dari total 150 anak yang mengikuti program MBG. Menurutnya, kejadian ini terjadi setelah para siswa menyelesaikan konsumsi makanan yang disediakan.
Setelah adanya laporan tersebut, pihak Puskesmas Pulogebang segera datang ke lokasi untuk memeriksa kondisi kesehatan para siswa. Hasil pemeriksaan dokter menyebutkan bahwa siswa-siswa tersebut tidak mengalami keracunan. Namun, mereka mengeluh karena bau dari sayuran kol yang terkandung dalam menu makanan tersebut.
"Kol memiliki aroma yang agak kuat, sehingga beberapa siswa merasa tidak nyaman," jelas Fahmi. Ia menjelaskan bahwa meskipun ada keluhan, ratusan siswa lainnya yang mendapat menu serupa tetap dalam kondisi sehat dan tidak mengalami masalah.
Menurut informasi sementara dari Puskesmas, kejadian ini bukanlah keracunan makanan, melainkan reaksi alami terhadap aroma tertentu. Meski begitu, pihak sekolah dan dinas pendidikan tetap berupaya untuk memastikan kualitas dan keselamatan makanan yang diberikan kepada siswa.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa sejumlah siswa diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG. Hal ini memicu perhatian dari berbagai pihak, termasuk petugas kesehatan dan pengelola program makanan bergizi.
Ahmad Irfansyah, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pulogebang, menjelaskan bahwa MBG disiapkan untuk empat sekolah, yaitu SD 07, SD 06, SMP 138, dan SMP 11. Menu yang disajikan pada hari itu adalah soto, kol, serta buah pisang dalam satu paket ompreng.
Irfansyah mengungkapkan bahwa aroma kol bisa menjadi faktor ketidaknyamanan bagi sebagian siswa. "Bau kol memiliki gas yang membuat beberapa siswa merasa mual," ujarnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa semua menu makanan yang disediakan telah melalui proses pengawasan dan pemenuhan standar kesehatan. Selain itu, pihak sekolah juga akan terus memantau respons siswa terhadap makanan yang diberikan agar dapat memberikan fasilitas yang lebih optimal.
Program MBG sendiri bertujuan untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan asupan gizi yang cukup selama masa belajar. Dengan adanya kejadian ini, pihak sekolah dan dinas pendidikan akan melakukan evaluasi dan penyesuaian menu agar lebih sesuai dengan preferensi dan kebutuhan siswa.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!