
Duka Mendalam di Kediaman Difalya Cendekya Danial
Keluarga dan kerabat dari Difalya Cendekya Danial (19) sedang berduka atas kepergian almarhumah. Difalya merupakan warga BTN Bungoro Indah, Kecamatan Bungoro, Pangkep. Jarak antara Makassar dan Bungoro sekitar 57 kilometer. Ia adalah Calon Bhayangkara Taruna (Cabhatar) di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Difalya meninggal di RS Bhayangkara pada hari Sabtu (27/9/2025).
Di halaman rumah Difalya, karangan bunga terlihat berjejer, termasuk dari Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau hingga petinggi kepolisian. Keluarga sibuk mempersiapkan kudapan takziah malam kedua. Wajah orang tua, saudara, dan kerabat tampak murung karena kehilangan anak pertama dari tiga bersaudara itu.
Tante almarhumah, Dewi, mengatakan bahwa tidak pernah ada informasi tentang penyakit yang dialami Difa. Keponakannya juga tidak memiliki riwayat penyakit. “Dia sehat walafiat, tidak pernah mengeluh sakit. Semangat sekali ikut pendidikan,” ujarnya.
Keluarga menerima kabar Difa meninggal sekitar pukul 08.30. Menurut informasi, Difa sempat mengalami kejang dan sesak napas sekitar pukul 18.15 WIB. Ia dibawa ke IGD Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Akpol, Jumat (26/9/2025). Meski kondisinya sempat membaik, ia masih mengerjakan tugas. “Katanya dari pukul 05.30 WIB sampai 07.10 WIB dia masih kerja tugas. Tapi memang sempat tak sadarkan diri,” kata Dewi.
Jenazah Difa diberangkatkan dari Semarang menuju Surabaya lewat jalur darat, lalu diterbangkan ke Makassar menggunakan pesawat Sriwijaya Air. Tiga perwakilan dari Akpol turut mengawal perjalanan jenazah hingga tiba di kargo Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Minggu (28/9/2025) dini hari pukul 01.30 Wita. Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka sebelum dimakamkan di pekuburan keluarga, Minggu pukul 11.00 Wita.
Ratusan pelayat hadir mengantarkan jenazah Difa ke tempat peristirahatan terakhirnya. “Dimakamkan di perkuburan keluarga tak jauh dari sini,” katanya. Pihak keluarga menyebut tidak ada tanda-tanda mencurigakan terkait kepergian almarhumah. “Dia sesak napas karena kelelahan usai latihan. Cuaca Semarang panas, mungkin dehidrasi. Kami anggap ini ajalnya, memang sudah waktunya,” ujar perempuan berjilbab hijau itu.
Meski berat, keluarga berusaha ikhlas. “Pasti kecewa, tapi kita kembalikan kepada Allah. Mungkin sudah jalannya,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca. Sebelum meninggal, komunikasi terakhir Difa dengan keluarga terjadi pada Senin (22/9/2025) pagi. Ia meminta ibunya mengirim foto-foto kenangan masa SMP, SMA, hingga keluarga. “Ibunya sampai cetak 32 lembar foto lalu dikirim ke Semarang. Dia minta sampai Rabu. Itu ternyata jadi tanda, tapi kami tidak tahu,” bebernya.
Setelah itu, kontak dengan Difa terputus hingga kabar duka datang pada Sabtu pagi. Difa diketahui baru saja dinyatakan lulus seleksi Akpol pada 29 Juli 2025. Sebelumnya, Anak pasangan Marfiana Pahar dan Danial ini menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang, setelah meraih banyak prestasi akademik dan organisasi.
Sejak SMP, Difa sudah menunjukkan jiwa kepemimpinan dengan menjadi Ketua OSIS di SMPN 1 Pangkep selama dua periode. “Dia memang bercita-cita jadi polisi. Dua kali mendaftar, baru tahun ini berhasil lolos,” kata Dewi. Selain berprestasi di bidang akademik, Difa dikenal sebagai anak yang sopan, penyayang, dan dekat dengan keluarga. “Dia anak yang baik, selalu membanggakan keluarga. Kehilangannya membuat kami sangat terpukul,” katanya.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!