
Perkembangan Pendidikan Gibran dan Kritik dari Dosen IPB
Pendapat Meilanie Buitenzorgy, seorang dosen di Institut Pertanian Bogor (IPB), mengenai pendidikan Gibran Rakabuming kini menjadi perbincangan hangat. Ia menyatakan bahwa pendidikan Gibran tidak setara dengan lulusan SMA, bahkan lebih rendah dari tingkat SMP. Pernyataan ini memicu berbagai reaksi, termasuk dari kalangan akademisi.
Meilanie menilai bahwa pengalaman pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School di Singapura serta UTS Insearch di Australia tidak sebanding dengan sistem pendidikan di Indonesia. Menurutnya, pendidikan Gibran hanya setara dengan lulusan Sekolah Dasar (SD). Hal ini membuat pernyataannya viral di media sosial dan menarik perhatian publik.
Profil Meilanie Buitenzorgy
Meilanie Buitenzorgy adalah lulusan S1 dari IPB University. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke luar negeri dan meraih gelar Magister Sains dari Wageningen University di Belanda. Karier akademiknya terus berkembang, hingga ia menyelesaikan program doktoral di University of Sydney, Australia, dengan fokus pada bidang Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.
Saat ini, Meilanie aktif sebagai dosen di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University. Selain mengajar, ia juga aktif dalam penelitian terkait isu-isu ekonomi politik lingkungan.
Reaksi dari IPB University
Viralnya pernyataan Meilanie membuat pihak IPB University merespons. Direktur Kerjasama, Komunikasi, dan Pemasaran IPB University, Alfian Helmi, menyatakan bahwa pernyataan Meilanie adalah opini pribadi. Ia menegaskan bahwa IPB University akan mengambil langkah persuasif dengan mengundang Meilanie untuk berdiskusi dan menjelaskan pernyataannya yang tersebar di media sosial.
Riwayat Pendidikan Gibran
Gibran Rakabuming lahir di Surakarta pada 1 Oktober 1987. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN Mangkubumen Kidul 16, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 1 Surakarta dan lulus pada tahun 2002. Setelah itu, Gibran bersekolah di Orchid Park Secondary School, Singapura, hingga 2004.
Ia kemudian melanjutkan ke UTS Insearch, Australia, yang merupakan jalur persiapan kuliah. Meski tidak melanjutkan ke universitas di sana, Gibran mengambil studi Manajemen di Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan lulus pada 2010. Setelah kembali ke Solo, ia mendirikan usaha katering Chili Pari.
Nama Gibran semakin dikenal, hingga akhirnya masuk ke dunia politik dan kini menjabat Wakil Presiden RI ke-14. Polemik tentang pendidikannya semakin ramai setelah beredar surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Jokowi pada 2019. Surat tersebut menyatakan bahwa Gibran telah menyelesaikan pendidikan Grade 12 di UTS Insearch Sydney dan dinyatakan setara dengan lulusan SMK jurusan Akuntansi dan Keuangan.
Namun, surat tersebut dipertanyakan oleh sejumlah pihak. Pakar Neuroscience Behavior, Dokter Tifauzia atau Dr Tifa, menyebut UTS Insearch bukanlah sekolah formal, melainkan lembaga persiapan masuk universitas. Hal serupa ditegaskan oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu. Ia menilai UTS Insearch tidak pantas disetarakan dengan SMA atau SMK di Indonesia.
“Anak saya alumni S2 UTS, menjelaskan ke saya bahwa UTS Insearch bukan sekolah, tapi semacam bimbel untuk masuk program S1 di UTS,” tulis Said Didu di akun X miliknya. Pernyataan ini memperkuat keraguan terhadap status pendidikan Gibran.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!