
Peran Kampus dalam Transformasi Digital dengan Bantuan AI
Wakil Kementerian Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menyoroti pentingnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sebagai mitra strategis dalam pendidikan tinggi di Indonesia. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki posisi yang sangat krusial dalam riset, inovasi, serta penciptaan talenta digital yang akan mendukung transformasi digital nasional.
“Perguruan tinggi punya posisi yang sangat strategis. AI bisa menjadi mitra penting dalam riset dan inovasi, sekaligus membantu memecahkan persoalan akademik,” ujarnya dalam acara yang berlangsung di Kawasan Tangerang Selatan pada Rabu (24/9).
Nezar menjelaskan bahwa ada tiga potensi utama pemanfaatan AI di lingkungan kampus. Pertama, personalisasi pembelajaran melalui sistem bimbingan belajar cerdas (Intelligent Tutoring System). Kedua, peningkatan efektivitas asesmen dan pemantauan melalui umpan balik berbasis data. Ketiga, peningkatan kualitas profil institusi serta prediksi terhadap mahasiswa.
Selain itu, ia juga menyebutkan beberapa tantangan serius yang perlu diperhatikan dalam penerapan AI di bidang pendidikan. Misalnya, bias algoritma, halusinasi data, hingga potensi penyalahgunaan dalam karya ilmiah. Hal ini dapat memberikan dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik.
Tidak hanya itu, kesiapan infrastruktur, pemerataan akses internet, serta kompetensi sumber daya manusia juga menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Nezar menegaskan bahwa di tahun 2030, Indonesia membutuhkan 9 juta tenaga ahli digital. Saat ini, jumlah tersebut masih jauh dari cukup. Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki peran besar dalam melahirkan tenaga ahli AI yang berkualitas dan beretika.
Saat ini, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital sedang menyelesaikan Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional. Dokumen ini nantinya akan menjadi dasar regulasi kebijakan agar pemanfaatan AI di Indonesia berjalan sesuai dengan prinsip kemanusiaan, etika, dan keberlanjutan.
“Kami berharap peta jalan ini segera menjadi peraturan resmi. Dengan begitu, Indonesia punya arah yang jelas untuk mengembangkan dan mengadopsi AI secara bertanggung jawab,” tambahnya.
Manfaat dan Tantangan Penggunaan AI di Pendidikan Tinggi
Dalam penggunaannya, AI dapat memberikan manfaat signifikan bagi dunia pendidikan. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuan AI dalam memberikan pembelajaran yang lebih personal. Dengan sistem Intelligent Tutoring System, setiap mahasiswa dapat menerima bimbingan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Hal ini memungkinkan proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain itu, AI juga dapat meningkatkan efektivitas asesmen dan pemantauan. Dengan data yang akurat dan real-time, dosen dan administrator dapat memberikan umpan balik yang lebih tepat dan bermanfaat bagi mahasiswa. Ini juga membantu dalam memprediksi kinerja mahasiswa dan memberikan intervensi dini jika diperlukan.
Namun, penggunaan AI juga tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah bias algoritma. Jika algoritma yang digunakan tidak dirancang dengan hati-hati, maka bisa saja terjadi ketidakadilan dalam penilaian atau pengambilan keputusan. Selain itu, halusinasi data juga bisa terjadi, yaitu ketika AI menghasilkan informasi yang salah atau tidak akurat.
Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah penyalahgunaan AI dalam karya ilmiah. Dengan adanya AI, ada risiko bahwa mahasiswa atau peneliti menggunakan teknologi ini untuk menulis makalah atau artikel tanpa melakukan riset yang sebenarnya. Hal ini dapat merusak integritas akademik.
Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan langkah-langkah yang sistematis dan kolaboratif. Pertama, perguruan tinggi perlu meningkatkan kapasitas SDM dalam penggunaan AI. Ini termasuk pelatihan bagi dosen dan staf administrasi tentang cara mengoperasikan dan memanfaatkan AI secara efektif.
Kedua, pemerintah perlu memastikan bahwa infrastruktur pendidikan digital telah siap. Akses internet yang merata dan perangkat keras yang memadai sangat penting agar semua mahasiswa dapat memanfaatkan AI secara maksimal.
Terakhir, pentingnya pendidikan etika dalam penggunaan AI. Mahasiswa dan peneliti perlu memahami tanggung jawab dalam menggunakan teknologi ini, sehingga tidak terjadi penyalahgunaan atau pelanggaran norma akademik.
Dengan demikian, AI dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam mendukung perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia, selama pemanfaatannya dilakukan dengan tanggung jawab dan kesadaran yang tinggi.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!