
Sejarah Kehidupan Awal dan Perjalanan Karier Teungku Hasan Muhammad di Tiro
Teungku Hasan Muhammad di Tiro, yang dikenal sebagai deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM), memiliki peran penting dalam sejarah politik Aceh. Meski telah meninggal pada 3 Juni 2010 di Banda Aceh, kiprahnya masih terus diingat oleh banyak pihak, terutama oleh masyarakat Aceh. Pada tahun 2025, tepat satu abad setelah kelahirannya, momen ini menjadi kesempatan untuk mengenang perjuangan dan kontribusi beliau.
Pada 5 Desember 1976, Teungku Hasan Muhammad di Tiro memproklamirkan GAM di Gunung Halimon, Kecamatan Tangse, Pidie, Aceh. Gunung tersebut memiliki ketinggian 1.875 mdpl dan menjadi tempat bersejarah bagi gerakan yang bertujuan merebut kemerdekaan Aceh dari pemerintah pusat.
Selama hidupnya, Teungku Hasan Muhammad di Tiro menjadi inspirasi bagi para pengikutnya. Banyak dari mereka yang rela bertahan di hutan-hutan Aceh selama hampir 30 tahun demi mencapai cita-cita yang diperjuangkan oleh sang tokoh. Kepemimpinan dan semangatnya menjadi simbol perlawanan yang tak mudah padam.
Selain itu, Teungku Hasan Muhammad di Tiro juga memiliki kecerdasan di bidang bisnis. Jaringan bisnisnya mampu menembus lingkaran pemerintahan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan. Meskipun jaringan tersebut tidak mencakup Indonesia, hal ini menunjukkan kemampuan beliau dalam membangun hubungan internasional.
Pendidikan Awal dan Masa Kecil Teungku Hasan Muhammad di Tiro
Sosok Teungku Hasan Muhammad di Tiro memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat. Menurut Abdullah bin Usman atau Keuchik Lah, warga Gampong Meunasah Mancang, Kecamatan Tiro/Trusep, masa kecil Teungku Hasan di Tiro dihabiskan untuk memperdalam ilmu agama. Ia lahir di Lhok Rheum, Kecamatan Sakti, yang saat penjajahan Belanda termasuk dalam Kecamatan Tiro.
Saat masih remaja, Teungku Hasan di Tiro belajar mengaji di Yayasan Tgk Chik Dayah Cut Tiro, di Gampong Meunasah Mancang. Di sana, ia dibimbing oleh pamannya, Tgk Uma atau Tgk Tu, yang memimpin yayasan tersebut. Selain itu, ia juga dididik oleh Tgk Muhammad Amin, yang digelar Tgk Chiek Di Tiro. Makam beliau terletak di Dusun Dayah Blang, Gampong Meunasah Mancang.
Keuchik Lah mengatakan bahwa Tgk Muhammad Amin memiliki karomah. Salah satu cerita yang ia dengar adalah tentang bagaimana beliau berhasil menumpas pasukan Belanda dengan cara memotong pohon keladi, sehingga membuat orang-orang Belanda mati secara berjamaah.
Setelah menamatkan sekolah agama di Tiro, Teungku Hasan di Tiro melanjutkan pendidikannya ke Blang Paseh, Kecamatan Kota Sigli. Setelah itu, ia melanjutkan studi di Bireuen hingga tingkat SMA. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan ke Yogyakarta, salah satu provinsi di Pulau Jawa bagian selatan.
Karier di Luar Negeri
Setelah tamat dari Yogyakarta, Teungku Hasan Muhammad di Tiro bekerja di luar negeri sebagai perwakilan Indonesia. Keputusan ini disetujui oleh tokoh-tokoh Aceh. Kemampuan intelektual dan kecerdasannya membuat beliau mampu bekerja di negara-negara seperti Amerika Serikat. Pengalaman ini membantu memperluas wawasan dan jaringan internasional beliau.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!