
Inisiatif Makanan Bergizi Gratis di Sekolah Menengah Pertama
Sejak dua minggu terakhir, suasana pagi di SMP Negeri 1 Kota Depok berbeda dari biasanya. Saat bel tanda istirahat pertama berbunyi pukul 09.00, ribuan siswa segera beranjak menuju kelas masing-masing. Namun, tujuan mereka bukan hanya untuk melepas penat setelah belajar, tetapi juga menantikan pengambilan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang telah disiapkan.
Di dalam ruang kelas, aroma masakan dari menu harian menyebar ke seluruh ruangan. Beberapa siswa duduk berhadapan di bangku, sementara yang lain memilih menikmati makanan bersama di teras kelas. Sebelum menyentuh sendok, mereka melakukan doa bersama yang dipimpin oleh wali kelas. Momen ini tidak hanya menciptakan suasana kekeluargaan, tetapi juga menjadi bagian dari pembelajaran karakter.
“Alhamdulillah, anak-anak sangat senang dengan adanya MBG ini. Banyak dari mereka menantikan hari-hari ini,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 1 Depok, Cecep Saepul Alam.
Program MBG ini telah melayani sebanyak 1.381 siswa. Selain memberikan asupan gizi seimbang, program ini juga memiliki dampak positif dalam pembentukan karakter siswa. Cecep menjelaskan bahwa dari program ini, siswa mulai mengembangkan disiplin, tanggung jawab, hingga budaya antre. Hal ini menjadi nilai tambah bagi sekolah.
Namun, tantangan terbesar adalah selera anak-anak yang beragam. Ada siswa yang lebih suka ayam, sedangkan yang lain kurang menyukainya. Untuk itu, sekolah berharap menu MBG bisa lebih bervariasi. “Jika ayam dibuat dalam bentuk teriyaki atau dimodifikasi, anak-anak akan lebih antusias,” ujar Cecep.
Dibalik lancarnya distribusi makanan di sekolah, ada dapur besar yang berada di bawah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pancoran Mas. Dapur ini setiap hari memasak ribuan porsi makanan. Kepala SPPG Pancoran Mas, Kevin Ferdian, mengatakan bahwa dapur ini melayani 2.601 penerima manfaat dari lima sekolah, termasuk SMPN 1 Depok.
“Responnya sangat positif dari sekolah, murid, dan wali murid,” ujar Kevin.
Ia mengakui, di awal berjalan sempat ada kendala teknis terkait takaran bahan baku. Namun, saat ini semua sudah berjalan lancar. Dengan 47 relawan yang sebagian besar berasal dari keluarga menengah ke bawah di sekitar lokasi, dapur ini menjadi pusat kegiatan MBG di Depok.
Kevin menegaskan bahwa pihaknya semakin berhati-hati setelah isu keracunan makanan muncul di daerah lain. “Pelajaran dari kejadian tersebut membuat kami lebih teliti mulai dari pembelian bahan baku hingga penyajian. Semua harus sesuai SOP agar anak-anak tetap aman,” katanya.
Perluasan Jangkauan Program
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berkomitmen memperluas jangkauan MBG ke daerah lain. Program ini dirancang agar siswa di berbagai wilayah dapat mendapatkan akses makanan sehat yang setara.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa kolaborasi dengan platform digital akan mempercepat distribusi makanan. Kemkomdigi siap menjadi penghubung agar sinergi ini berdampak nyata bagi masyarakat.
“Kementerian Komdigi siap menjadi penghubung untuk mendorong sinergi antara platform digital dan ekosistem kami, sehingga program ini dapat menyasar daerah-daerah yang membutuhkan,” ujar Meutya.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!