
Pengalaman Edukatif di Pusenkav TNI AD
Sejak pagi hari, suasana penuh antusiasme terasa di Markas Besar Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pusenkav) TNI AD, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung. Ratusan pelajar SD dan SMP dari berbagai sekolah di Bandung berkumpul dengan wajah ceria. Mereka tidak hanya berwisata biasa, tetapi ikut serta dalam study tour yang dipenuhi pengalaman baru dan pembelajaran langsung.
Di halaman museum, deretan panser dan kendaraan lapis baja langsung menarik perhatian siswa-siswi. Beberapa dari mereka sibuk mengambil foto, sementara yang lain mendekat untuk melihat lebih detail. Ada juga yang kagum ketika mengetahui bahwa kendaraan tersebut pernah terlibat dalam sejarah pertahanan Indonesia. Pengalaman ini memberikan kesan mendalam dan memperkaya pengetahuan mereka tentang alat perang yang digunakan dalam perjuangan bangsa.
Kehadiran Komandan Pusenkav, Mayjen Eko Susetyo, menambah semangat para siswa. Dengan bahasa yang sederhana, ia menjelaskan peran penting kavaleri dalam menjaga kedaulatan negara. Ia juga menyampaikan informasi tentang perhatian Presiden Prabowo yang memberikan ratusan kuda untuk memperkuat pasukan berkuda TNI. Sontak, siswa-siswa tampak kagum membayangkan bagaimana pasukan berkuda akan bertindak dengan gagah berani.
Selain itu, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan hadir dan berbaur dengan gaya akrab. Ia memanfaatkan momen 30 September untuk mengajak anak-anak mengenang jasa tujuh pahlawan revolusi. Dengan kuis sejarah yang dikemas secara ringan, ia berhasil membuat suasana semakin hidup. Tepuk tangan bergemuruh saat hadiah diberikan kepada siswa yang menjawab benar. Hal ini menunjukkan bahwa belajar sejarah bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
Di ruang pamer museum, para siswa diberi kesempatan untuk melihat langsung panser bersejarah yang pernah mengangkut jenazah pahlawan revolusi. Momen ini menghadirkan rasa haru sekaligus bangga. Bagi sebagian siswa, pengalaman ini menjadi pembelajaran yang lebih mengena daripada hanya membaca buku teks di sekolah. Mereka merasa lebih dekat dengan sejarah bangsanya.
Keceriaan semakin lengkap ketika dua siswa SMPN 18 Bandung tampil dengan riasan wajah kamuflase ala tentara. Gifari dengan lantang menyatakan keinginannya menjadi seorang prajurit, sedangkan Sarah merasa bangga bisa belajar sejarah dari tempat yang otentik. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman langsung dapat membangkitkan minat dan motivasi pada generasi muda.
Program wisata edukasi ini memang digagas oleh Pemerintah Kota Bandung untuk memperkaya wawasan generasi muda. Farhan menegaskan bahwa kegiatan ini sepenuhnya gratis, tidak terkait dengan penilaian akademis, murni untuk menumbuhkan kecintaan pada sejarah dan tanah air. Tujuan utamanya adalah menciptakan kesadaran bahwa cinta tanah air dimulai dari pengenalan sejarah bangsa sendiri.
Lebih dari sekadar study tour, kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan antara anak-anak Bandung dengan sejarah bangsanya. Mereka tidak hanya melihat benda-benda koleksi, tetapi juga diajak merasakan atmosfer perjuangan. Dari sinilah lahir kesadaran bahwa mencintai tanah air bisa dimulai dari mengenal sejarahnya. Pengalaman ini menjadi salah satu bentuk pendidikan karakter yang sangat berharga bagi generasi muda.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!