Revitalisasi Trotoar Ciater Capai Rp7 Miliar, Warga: Lebih Baik untuk Pendidikan dan Kesehatan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Proyek Revitalisasi Trotoar di Serpong Dinilai Tidak Efektif oleh Warga

Warga kawasan Jalan Raya Ciater, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) menyampaikan kritik terhadap proyek revitalisasi trotoar yang dibiayai sebesar Rp 7 miliar. Mereka menilai anggaran tersebut tidak digunakan secara optimal dan lebih baik dialihkan ke kebutuhan mendesak seperti pendidikan atau layanan kesehatan.

Lintang, warga yang tinggal di kawasan tersebut selama lebih dari 20 tahun, merasa terkejut dengan besarnya biaya proyek ini. Ia mengatakan bahwa dana sebesar itu seharusnya digunakan untuk pembangunan sekolah yang masih tertunda.

“Anggaran Rp 7 miliar lebih baik dialihkan untuk pendidikan. Di belakang sini ada SD yang pembangunannya lambat, lama enggak jadi-jadi,” ujar Lintang.

Aang, pedagang yang juga tinggal di Serpong selama 25 tahun, setuju dengan pandangan Lintang. Ia menilai bahwa revitalisasi trotoar tidak perlu dilakukan secara total. Menurutnya, cukup memperbaiki bagian yang rusak saja. Sementara dana besar lebih baik digunakan untuk layanan kesehatan masyarakat.

“Mungkin buat yang lain lah, kan bisa buat masyarakat juga. Kayak buat kesehatan karena itu kan memang penting juga,” kata Aang.

Selain masalah anggaran, warga juga mengeluh karena tidak mendapatkan sosialisasi sebelum proyek dimulai. Akibatnya, para pelaku usaha di sekitar lokasi merasakan penurunan omzet karena akses menuju kios menjadi sulit.

Lintang mengatakan penjualannya turun hingga 30 persen, sedangkan Aang bahkan mengalami penurunan pendapatan hingga 40 persen. Mereka berharap pemerintah dapat menyelesaikan proyek dengan cepat agar aktivitas usaha kembali normal. Selain itu, mereka berharap tidak ada pembongkaran trotoar berulang setiap tahun.

“Kalau harapan sih ya moga aja ini kelar, enggak ada pembangunan lagi dan dipercepat lah,” ucap Aang.

Sebelumnya, revitalisasi trotoar di Ciater dikerjakan sepanjang kurang lebih satu kilometer dengan lebar bervariasi antara tiga hingga empat meter. Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 7 miliar dan diharapkan menjadi ruang publik yang fungsional serta bermanfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Pihak pemerintah daerah juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan fasilitas yang ada di trotoar. Kepala Bidang Drainase dan Pedestrian DSDABMBK Tangsel, Saflinawati, menyebut bahwa trotoar ini adalah milik bersama dan perlu dirawat serta dijaga oleh seluruh masyarakat.

Dengan adanya kritik dari warga, proyek ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat setempat. Mereka berharap pemerintah dapat lebih transparan dalam penggunaan anggaran dan memberikan informasi yang jelas sebelum melakukan pembangunan.