Dilatih Jadi Petani Semangka, WBP Lapas Atambua: Belajar Mulai Lagi Hidup

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Program Pembinaan Kemandirian di Lapas Atambua

Sebanyak 20 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Atambua hari ini, Selasa 30 September 2025, secara aktif bergerak dalam program pembinaan kemandirian bidang pertanian. Mereka fokus menanam semangka di atas lahan seluas 1 hektar yang berlokasi di areal pertanian luar tembok Lapas. Aksi ini bukan sekadar mengisi waktu, melainkan bentuk dukungan nyata terhadap program yang bertujuan untuk memberdayakan WBP.

Program ini menjadi bagian dari Asta Cita #SetahunBerdampak yang diimplementasikan melalui 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan. Fokus utamanya adalah pemberdayaan WBP untuk penguatan ketahanan pangan nasional. Para WBP dilatih untuk menjadi petani semangka profesional, membuktikan bahwa masa hukuman adalah waktu untuk mengumpulkan bekal keterampilan hidup.

Kepala Lapas (Kalapas), Bambang Hendra Setyawan, menegaskan bahwa program ini adalah investasi masa depan bagi WBP. "Kami tidak ingin WBP kembali ke masyarakat tanpa bekal. Program tanam semangka 1 hektar ini adalah panggung pembuktian bagi mereka. Ini adalah wujud nyata dari Asta Cita #SetahunBerdampak, di mana pembinaan harus menghasilkan impact positif yang terukur, baik secara ekonomi maupun spiritual. Dengan keterampilan bertani semangka ini, WBP akan memiliki skill untuk mencari penghidupan yang halal setelah mereka bebas," jelasnya.

Para WBP didampingi langsung oleh Kepala Subseksi Kegiatan Kerja (Kasubsi Giatja), Andra Sukabir. Ia menjelaskan bahwa WBP telah dibekali pengetahuan komprehensif. "Mereka dilatih mulai dari pemilihan bibit unggul, pengolahan lahan yang tepat, teknik penanaman, hingga nanti perawatan intensif dan panen. Semuanya dilakukan dengan standar profesional. Kami memastikan setiap WBP menguasai teknik ini, menjadikan mereka memiliki nilai jual tinggi di sektor pertanian. Proyek 1 hektar ini adalah laboratorium hidup bagi mereka untuk mendukung program akselerasi ketahanan pangan yang dicanangkan pimpinan," urai Andra.

Antusiasme tinggi ditunjukkan oleh para WBP. Salah satu perwakilan WBP, Benyamin, yang terlibat dalam pembinaan ini mengatakan bahwa kegiatan ini telah mengembalikan kepercayaan dirinya. "Dulu saya pikir hidup saya selesai, tapi di sini kami diajari cara memulai lagi. Belajar tanam semangka di lahan seluas ini membuat kami merasa berguna dan punya tujuan. Keterampilan ini adalah modal auto-cuan kami. Kami bertekad, hasil panen nanti harus maksimal, dan setelah bebas, kami bisa menjadi petani andal, tidak akan kembali lagi ke jalan yang salah," ucap Benyamin.

Diharapkan, dalam beberapa bulan ke depan, Lapas Atambua akan memanen semangka dalam jumlah besar, yang hasilnya tidak hanya berkontribusi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lapas, tetapi juga menjadi bukti keberhasilan rehabilitasi WBP yang berdaya. Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam upaya memberdayakan para tahanan agar dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat.

Selain itu, program ini juga menjadi wadah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberdayaan para WBP. Dengan keterampilan yang diperoleh, para WBP diharapkan mampu membangun kembali kehidupan mereka dengan lebih mandiri dan produktif. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.

Pengembangan keterampilan bertani semangka ini juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem ketahanan pangan nasional. Dengan adanya produksi semangka yang cukup besar, lapas dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekitar. Selain itu, hasil panen ini juga bisa dijual sebagai salah satu sumber pendapatan tambahan bagi institusi tersebut.

Dalam rangka memastikan keberlanjutan program, Lapas Atambua juga berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan peningkatan kualitas pelatihan yang diberikan kepada WBP. Dengan demikian, para WBP tidak hanya mampu menghasilkan semangka yang berkualitas, tetapi juga mampu mengelola usaha pertanian secara mandiri setelah bebas.