
Penerapan Pembelajaran Berbasis Koding dan Kecerdasan Artifisial di SMP Kabupaten Paser
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser mulai menerapkan pembelajaran berbasis koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) di sekolah-sekolah menengah pertama (SMP). Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam merespons tantangan era digital yang semakin berkembang pesat.
Program ini diperkenalkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler, meskipun belum menjadi mata pelajaran wajib. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa siswa memiliki kesempatan belajar teknologi sejak dini, terutama di sekolah-sekolah yang telah memenuhi persyaratan sarana dan prasarana.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Paser, Novenandhana Hidayat Vijaya, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kebijakan prioritas Kementerian Pendidikan yang menekankan pentingnya penguatan literasi teknologi. Menurutnya, tujuan utama dari program ini adalah tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga meningkatkan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan analitis dalam menyelesaikan masalah.
"Kita tidak hanya menanamkan keterampilan teknis, tapi juga kemampuan berpikir logis, sistematis, dan analitis dalam menyelesaikan masalah, agar siswa punya bekal menghadapi dunia digital," ujarnya.
Sebelum program ini dijalankan, Disdikbud Paser telah melakukan pelatihan bagi calon instruktur koding dari sekolah-sekolah yang ditunjuk. Beberapa guru di Paser telah mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk memperkuat pemahaman mereka tentang materi koding dan KA. Tujuannya adalah agar para guru dapat memberikan pembelajaran secara maksimal kepada siswa nantinya.
"Sudah kita latih calon-calon instruktur dari sekolah, kita upgrade mereka supaya bisa memberikan pembelajaran secara maksimal nantinya," tambahnya.
Pembelajaran berbasis koding dan KA telah dimulai sejak tahun ini. Untuk mengapresiasi dan mengevaluasi perkembangan program tersebut, rencananya akan digelar lomba koding dan KA pada November hingga Desember mendatang. Lomba ini bertujuan untuk memotivasi siswa dan melihat sejauh mana pemahaman mereka terhadap teknologi.
Saat ini, program baru ini hanya bisa diterapkan di 20 SMP yang telah memenuhi syarat dasar, seperti ketersediaan laboratorium komputer yang lengkap, perangkat yang memadai, serta minat siswa terhadap teknologi. Sekolah mana pun bisa ikut dalam program ini selama memenuhi standar minimal, khususnya memiliki laboratorium komputer.
"Ini penting untuk memastikan proses pembelajaran berjalan maksimal," tutup Novenandhana.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!