
Pendidikan Nonformal: Keunggulan dan Tantangan dalam Menghadapi Perubahan Dunia Kerja
Pendidikan nonformal memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia kerja yang terus berubah. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menyampaikan bahwa pendidikan nonformal memiliki dua keunggulan utama yang bisa menjadi modal dalam menghadapi tantangan tersebut.
Salah satu keunggulan yang dimaksud adalah kedekatannya dengan masyarakat. Pendidikan nonformal lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal. Selain itu, kurikulum pendidikan nonformal juga lebih fleksibel dibandingkan pendidikan formal. Hal ini memungkinkan lembaga pendidikan nonformal untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi secara cepat, tanpa terhalang oleh aturan birokratis.
“Kurikulum pendidikan nonformal ini bisa lebih adaptif, lebih luwes, lebih kontekstual, dan lebih fleksibel. Dengan demikian, lembaga pendidikan nonformal dapat cepat menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada,” ujar Fajar dalam keterangannya.
Manfaatkan Kelebihan untuk Melayani Kebutuhan Masyarakat
Fajar menegaskan bahwa kelebihan-kelebihan tersebut harus dimanfaatkan secara optimal oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Lembaga-lembaga ini memiliki tanggung jawab untuk merespons kebutuhan masyarakat dan dunia kerja yang semakin dinamis.
"Inilah dua kelebihan pendidikan nonformal yang seharusnya dimanfaatkan secara optimal oleh PKBM dan SKB dalam rangka merespons dunia kerja yang sangat cepat berubah," jelasnya.
Namun, meskipun memiliki potensi besar, pendidikan nonformal juga menghadapi tantangan yang tidak ringan. Salah satu masalah utama adalah bagaimana meyakinkan masyarakat tentang kualitas lembaga pendidikan nonformal. Banyak orang masih menganggap pendidikan formal sebagai satu-satunya jalur yang layak untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan.
"Persoalan-persoalan inilah yang harus kita urai secara bersama-sama, secara berjamaah dalam rangka mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua," tegas Fajar.
Revitalisasi Sekolah sebagai Bentuk Dukungan Pemerintah
Sebagai bentuk dukungan, pemerintah terus menjalankan program revitalisasi sekolah. Tujuannya adalah untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional, termasuk bagi satuan pendidikan nonformal. Revitalisasi ini tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik seperti tembok atau sekolah baru, tetapi juga mencakup pembangunan jiwa pendidikan yang sehat.
"Kami menyadari bahwa untuk membangun jiwa pendidikan yang sehat itu adalah salah satunya dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sehingga bisa menunjang produktivitas pembelajaran," jelas Fajar.
Selain itu, distribusi Instruktur Fungsional Pendidikan (IFP) juga menjadi bagian dari upaya perbaikan sistem pendidikan. Dengan adanya IFP, data PKBM maupun SKB dapat diperbaiki, sehingga lembaga-lembaga tersebut berhak menerima manfaat dari berbagai program yang disediakan.
Pendidikan Nonformal sebagai Garda Terdepan Sistem Pendidikan Nasional
Fajar menegaskan bahwa pendidikan nonformal merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional. Ia menilai, pendidikan nonformal menjadi garda terdepan yang langsung berada di tengah masyarakat.
"Karena merekalah salah satu garda terdepan kita yang langsung ke akar rumput dan bisa merangkul masyarakat," tambahnya.
Dengan keunggulan dan dukungan yang diberikan, pendidikan nonformal diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, pendidikan nonformal dapat berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat yang lebih luas.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!