Profil Dokter Tan Shot Yen yang Kritik Menu MBG di DPR

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kritik Tajam Terhadap Menu Makan Bergizi Gratis

Ahli gizi, dokter Tan Shot Yen, mendapat banyak perhatian dari masyarakat setelah mengungkapkan kritik tajam terkait menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI. Ia menilai beberapa menu MBG seperti burger dan spaghetti yang menggunakan bahan dasar tepung gandum tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Menurutnya, sebagian besar warga Indonesia memiliki intoleransi terhadap laktosa, sehingga pemberian susu sapi dalam menu MBG dinilai kurang tepat. Dokter Tan juga menyebut bahwa menu MBG sering kali berupa makanan ala Barat yang tidak sesuai dengan identitas bangsa.

Ia menjelaskan bahwa di berbagai daerah seperti Lhoknga hingga Papua, menu MBG sering kali berupa burger dan spageti, meskipun gandum tidak tumbuh di Indonesia. "Banyak anak muda tidak tahu bahwa gandum tidak bisa tumbuh di bumi Indonesia," ujarnya.

Dokter Tan menyoroti pentingnya peran ahli gizi dalam memastikan siswa menerima asupan sesuai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Namun, ia mengungkapkan kekecewaannya karena banyak ahli gizi yang terlibat dalam program ini masih berstatus fresh graduate.

"Banyak masyarakat bertanya, 'Dok, emang di SPPG nggak ada ahli gizi?' Ada, tapi setelah kami melihat langsung, ahli gizinya baru lulus," katanya.

Keterbatasan pengalaman membuat para ahli gizi tersebut tidak memahami sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), metode ilmiah untuk menjamin keamanan pangan. "Mereka bahkan tidak tahu apa itu HACCP. HACCP itu bukan hewan, tapi sistem kontrol kritis di setiap tahap produksi," tambahnya.

Profil Dokter Tan Shot Yen

Dokter Tan Shot Yen lahir di Beijing, China, pada 17 September 1964, namun dibesarkan di Jakarta. Ia memiliki gelar Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum. Suaminya, Henry Remanlay, adalah seorang ahli akupuntur dan herbal. Bersama suaminya, dokter Tan mendirikan klinik Dr Tan & Remanlay Institute.

Ia menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara sejak 1983 dan meraih gelar profesi dokter pada tahun 1991. Setahun kemudian, ia melanjutkan studi S2 di bidang instructional physiotherapy di Perth, Australia. Selain itu, ia juga memiliki gelar Diploma tentang HIV/AIDS dari Thailand.

Pada tahun 2014, ia lulus dengan gelar Doktor Ilmu Gizi dari Universitas Indonesia setelah empat tahun menempuh pendidikan. Dengan gelar Magister Humaniora, dokter Tan melakukan pendekatan holistik dalam memahami dan berbagi ilmu kesehatan. Ia juga mendalami filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.

Kiprah Sebagai Penulis dan Kolumnis

Selain sebagai ahli gizi, dokter Tan juga aktif sebagai penulis. Ia menjadi kolumnis di pendidikan sejak 2016 dan telah menulis 155 artikel. Artikel terakhirnya diterbitkan pada Agustus 2025 dengan judul "Sederet Tantangan Membangun Generasi Emas 2045".

Dokter Tan juga merupakan penulis buku. Beberapa judul bukunya antara lain "Saya Pilih Sembuh dan Sehat", "Nasehat Buat Sehat", "Anak Sehat Indonesia" serta "Resep Panjang Umur Sehat dan Sembuh". Melalui tulisan-tulisannya, ia berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan, gizi, dan tumbuh kembang anak.